Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Rekomendasikan Vaksin Avac untuk Penyakit Demam Babi Afrika

MAUMERE, dewadet.com-Hampir tiga tahun tak ada obat maupun vaksin untuk menyembuhkan penyakit Demam Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF), Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian RI akhirnya merekomendasikan penggunaan darurat obat hewan vaksin Avac African Swine Fever.
Pemakaian vaksin Avac itu tertuang dalam surat keputusan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI Nomor: 3693/Kep/Kpts/Pk.350/f/04/2025.
Surat tersebut ditandatangani oleh Direkur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan RI, Agung Suganda, tanggal 23 April 2025, disampaikan Kepala Dinas Pertanian Sikka, Yohanes Emil Satriawan, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan DPRD Sikka, Selasa siang 20 Mei 2025 di Gedung DPRD Sikka, Jalan El Tari, Kota Maumere.
Informasi penggunaan vaksin Avac ini melegakan peternakan dan para wakil rakyat di Sikka yang sangat prihatin dengan penyakit ASF yang telah berlangsung hampir empat tahun dan belum ada obat dan vaksinya. Puluhan ribu ekor babi tewas di Sikka, Pulau Flores dan seluruh NTT mendatangkan kerugian miliran rupiah bagi peternak.
Baca Juga: Jarang Terjadi, Dua Ekor Babi Dijual di Pasar Alok, Efek Demam Babi Afrika di Sikka
Rapat yang semula alot menanyakan komitmen pemerintah mengatasi penyakti ASF seketika ‘dingin’ ketika mendengar tanggapan dan penyampaian penggunaan vaksi Avac ini.
Selama bulan Januari sampai Maret 2025, sebanyak 2.209 ekor babi di Sikka mati terjangkit ASF.
Anggota DPRD Sikka, Yosef Nong Sony, Heriawan, dan Dicky Radja mendorong Dinas Pertanian Kabupaten Sikka mengajukan anggaran mendatangkan vaksin babi ke Sikka.
“Tunggu perubahan anggaran (APBD) terlalu lama. Peraturan bupati (perbub) bisa dikeluarkan agar anggaran daerah bisa dimanfaatkan medatangkan virus ke Sikka. Masyarakat Sikka sangat membutuhkan vaksin ini,” tandas Dicky Rajda, dari Fraksi PDI-P.
Baca Juga: Dari Henga, Demam Babi Afrika Mewabah 13 Kecamatan di Sikka, 2.026 Babi Mati
Nong Sony mengatakan peternakan babi bukan hanya sandaran perekonomian masyarakat Sikka yang gampang diusahakan, tetapi juga eratan kaitannya dengan urusan sosial dan budaya setempat.
“Ketika babi mati menjadi soal sangat serius bagi orang Sikka,” tandas Nong Sony.
Heriawan, dari Partai Nasdem minta Kepala Dinas Pertanian Sikka supaya segera meyakinkan Bupati dan Wakl Bupati Sikka pentingnya usaha peternakan. Ketika babi sehat dan tanaman pisang sehat, ekonomi masyarakat akan baik.
“Kalau babi sehat, mereka bisa jual babi bisa bangun rumah lebih bagus dari rumah bantuan pemerintah. Ketika tanaman pisang subur tidak kena penyakit, pisang bisa dijual membiayai anak-anak mereka sekolah,” tantang Heriawan.
RDP dipimpin Ketua DPRD, Stef Sumandi, didampingi Wakil Ketua DPRD Sikka Herlindis Donatha da Rato berlangsung tiga jam dihadiri Kadis Pertanian Sikka, dan Bidang Kesehatan Hewan. *
Penulis: Eginius Moa
Editor: Eginius Moa