Kopdit Obor Mas Teken Kesepakatan Pakai Kocek

GM Kopdit Obor Mas, Leonardus Frediyanto Moat Lering, menyaksikkan Ketua Kopdit Obor Mas, Markus Menando dan Direktur Pemasaran PT Djoin, Wily Sanjaya,, memperlihatkan kesepakatan pemanfataan aplikasi Kocek, Sabtu 24 Mei 2025 di Ende. (dewadet.com/eginius moa).

ENDE,dewadet.com-Tak butuh waktu yang lama. Setelah sosialisasi penggunaan aplikasi Koperasi Checking (Kocek) pada Jumat 23 Mei 2025, Ketua KSP Kopdit Obor Mas, Markus Menando, dan Direktur Pemasaran Kocek PT Djoin, Wily Sanjaya menandatangani perjanjian kerjasama penggunaan aplikasi tersebut.

Penandatanganan dilaksanakan Sabtu siang, 24 Mei 2025 sebelum pembukaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun buku 2024 dan peresmian Kantor Cabang Utama Kopdit Obor Mas di Jalan El Tari Kota Ende oleh Gubernur NTT, Melki Laka Lena, dan Sekretaris Menteri Koperasi, Ahmad Zabadi.

Pemanfaatan fasilitas layanan berbasis teknologi untuk koperasi modern diharapkan bisa mencegah berbagai masalah yang muncul dalam penyaluran kredit menjadi kredit macet.

Menurut General Manajer Kopdit Obor Mas, Leonardus Frediyanto Moat Lering, Kocek akan melengkapi pengunaan Sistim Layanan Informasi Keuangan dari Otoritas Jasa Keuangan (SLIK OJK). SLIK OJK hanya menyediakan informasi tentang kredit nasabah di lembaga keuangan oleh kreditur, data kolektabilitas, jumlah kredit dan jènis kredit.

Baca Juga: Ketua Dewan Penasehat Kopdit Obor Mas: Kinerja dan Hasil 2024 Diakui Sekmenkop

Sedangkan Kocek tidak hanya  menyedikan informasi kredit dari lembaga keuangan, tetapi juga menyediakan data tambahan berupa alamat tinggal nasabah yang sering berpindah, riwayat kredit dimana saja baik yang sudah maupun yang tidak di-aprove dan yang sementara berjalan.

Yanto, sapaan Leonardus Frediyanto mengatakan hal utama yang harus dijaga dalam pengelolaan koperasi kredit adalah saldo pinjaman yang merupakan sumber pendapatan bagi koperasi membiayai seluruh aktivitasnya.

Ketika kredit macet, maka pengurus dan manajemen yang akan dipersoalkan dianggap salah memberikan kredt, sehingga aplikasi ini akan membantu manajemen agar bisa memutuskan kredit dengan benar dan meminimalisir resiko kredit macet.

“Aplkasi ini kami anggap penting dan kami butuhkan, bisa berubah sesuai dengan kebutuhan, maka program akan kita terapkan membuat analisa,” kata Yanto.

Baca Juga: 11 Pencapaian Kopdit Obor Mas Selama 2024, Aset Rp 1,4 Triliun dan Anggota 158 Ribu

Meski demikian diingatkan Yanto, pengunaan aplikasi ini hanya membantu. Keputusan akhir penyaluran kredit terletak pada tim kredit.

“Kuncinya pada manajemen di bagian staf pemasaran dalam melakukan survey menyediakan data yang valid, jujur dan akurat,” tegas Yanto.

“Tapi kalau data yang diberikan tidak jujur dan ada kepentingan,maka hasil akhirnya akan sama juga” Yanto menegaskan lagi.

“Yang penting bagi saya selalu ada upaya untuk menekan kredit bermasalah. Aplikasi ini bagus bagi kami dalam menjaga kualitas aset terutama saldo pinjaman produktif dan berbobot.”

Baca Juga: Enam Manfaat Langsung Dinikmati Anggota Kopdit Obor Mas, SHU Tunai, Bebas Biaya Kredit, Santunan Duka dan Pinjaman KUR

Direktur Pemasaran Kocek, Wily Sanjaya membeberkan tantangan terbesar dihadapi koperasi modern. Pertama, tidak ada data pendukung penilaian kualitas anggota. Koperasi sering kesulitan menilai kredibilitas  calon anggota terutama untuk mencegah pinjaman macet.

Kedua, ulah oknum debitur nakal. Banyak debitur bermasalah di bank dan pinjaman online (Pinjol) yang beralih ke koperasi tanpa riwayat keuangan yang jelas.

Ketiga, minimnya kerjasama antarkoperasi. Data dan likuiditas koperasi kurang terintegrasi sehingga kerjasama antarkoperasi menjadi tidak efisien. *

 

Penulis: Eginius Moa

Editor: Eginius Moa

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan